Kamis, 21 Oktober 2010

Sejarah Perjuangan Mayjend.Ryacudu

Mayjend Ryacudu adalah seorang pejuang asal  Way Kanan, lahir di Kecamatan Bahuga – Kabupaten Way Kanan ( dulu termasuk wilayah pesirah / karesidenan di Lampung  utara -  Way Kanan ) sekarang disebut Kampung Tua Mesir ilir.  Beliau sangat gigih berjuang melawan penjajahan Belanda dan Jepang kala itu, terbukti masih ada saksi hidup orang-rang ex Prajurit pasukan Beliau dan tempat-tempat  ex markas  Perjuangan  yang tersebar sewilayah-wilayah pendudukan  kolonial se-Sumbagsel.  
Mayor Jendral TNI (Purn) Ryacudu  dikenal sebagai  seorang Tokoh sekaligus Sosok Ideal bagi warga Lampung khususnya masyarakat Kabupaten Way Kanan, tanah kelahiran Ryacudu. Cerita heroik  tentangnya menjadi kisah kepahlawanan  yang memperkaya khasanah pahlawan bagi bangsa Indonesia.   Namanya diabadikan pada Rumah Sakit Umum Ryacudu Lampung Utara dan nama jalan di beberapa kota di Propinsi Lampung

Sedikitnya 19 penghargaan telah ia terima  di antaranya: Bintang Dharma, Bintang Gerilya, Bintang Kartika Eka Paksi, Bintang Sewindu, Sat.PKI, Sat PPKI, Sat Wira Dharma, Sat. Penegak, Sat. Dwidya Sistha, dan  Sat. Raksasa Dharma.  Tugas mempertahankan kemerdekaan  yang dijalaninya meliputi: Operasi Penumpasan DI/TII (Garut-Tasik Malaya, Jawa Barat) 19511952, Operasi Penumpasan DI/TII (Aceh Tenggara) 1945-1955, Operasi Penumpasan PRRI PERMESTA (Jambi) 1958, Operasi Teritorial Irjen Terpra (Perbatasan Jateng-Jabar) 1960-1961, Operasi Teritorial Ekonomi- Pemerintahan pembebasan Irian Barat/Trikora 1961-1963, Operasi Dwikora (Kalbar-Kaltara) 1963-1966, Operasi  Penumpasan PGRS-PARAKU (Perbatasan Kalbar-Serawak) 1967, operasi Penumpasan G30.S.PKI (Kalbar) 1965-1967, dan Operasi Penumpasan Gerombolan Irian Barat   1967-1969.
        Kegiatan Napak Tilas ini penting dan strategis dilakukan untuk membangun kembali rasa persatuan dan kesatuan bangsa, menggelorakan semangat kebangsaan, meningkatkan jiwa patriotisme dan nasionalisme di kalangan generasi muda. Juga sebagai upaya untuk memberikan pencerahan bagi generasi muda tentang apa arti perjuangan. Kegiatan Napak Tilas ini juga merupakan kilas balik dan introspeksi.  ”Zaman boleh berubah namun jati diri dan eksistensi bangsa harus terus dipertahankan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar